HOME, Bugar

Tujuh Langkah Redam Penularan Korona

Tujuh Langkah Redam Penularan Korona

MOMSMONEY.ID – JAKARTA. Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah mencatat kasus aktif terkonfirmasi positif corona naik 38,21% pada Minggu (20/06).

Lonjakan kasus baru Covid-19 dipengaruhi tingginya mobilitas masyarakat dan rendahnya kedisiplinan dalam melaksanakan protokol kesehatan.

Untuk itu, Dokter Mulyadi Tedjapranata yang juga Direktur Klinik Medizone mengatakan, ada tujuh hal yang harus dipersiapkan untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19 pasca Lebaran.

Pertama, pembatasan sosial berskala besar, sesuatu yang mutlak diperlukan saat ini. Ada beberaa opsi yang bisa diterapkan, tergantung kebutuhan.

Antara lain pembatasan sosial secara terbatas, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPPM) mikro lockdown atau sedikit lebih luas, atau memang luas sampai kepada  lockdown total.

Kedua, meningkatkan testing dan tracing secara maksimal. Kedua hal ini penting dilakukan di semua kabupaten/ kota secara merata dengan komitmen yang jelas. Selain itu, diperlukan peningkatan surveilans genomik Covid-19 untuk mendeteksi varian baru virus corona.

Ini diperlukan agar para pakar dapat memanfaatkan informasi ini untuk mengetahui penyebaran mutasi secara epidemiologi dan juga melakukan antisipasi pada terapi dan vaksin Covid-19.

Ketiga, mengingat lonjakan kasus Covid-19 sudah tinggi, maka perlu kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun juga di pelayanan kesehatan primer.

Yang disiapkan bukan hanya ruang isolasi dan ICU, alat dan obat, sarana dan prasarana lain, tapi yang paling utama adalah sumber daya manusia (SDM) petugas kesehatan yang harus terjamin bekerja secara aman.

Tidaklah tepat kalau hanya menambah ruang rawat tanpa diiringi penambahan petugas kesehatan.

Keempat, Kepastian tersedianya data yang akurat dan selalu up date. Analisa data ini juga harus dilakukan dengan dasar ilmu pengetahuan yang baik dan bijak.

“Hal ini sangat diperlukan agar penentu kebijakan publik dapat membuat keputusan yang berbasis bukti ilmiah yang tetap " evidence based decision making process,” katanya, kepada KONTAN, Senin (21/06).

Kelima, pemberian vaksin ke masyarakat secara maksimal. Walau vaksinasi tidak akan secepat menurunkan angka kasus yang sedang tinggi di suatu tempat, tetapi vaksinasi jelas berperan amat penting dalam pengendalian pandemi.

Harus diingat juga bahwa untuk menentukan berapa jumlah orang yang harus divaksin agar tercapai kekebalan komunal (herds immunity), maka akan tergantung dari angka reproduksi penyakit dan juga efektivitas vaksin.

Jika efektivitas vaksin menurun, misalnya karena varian baru maka jumlah orang yang harus di vaksin perlu lebih banyak lagi untuk dapat memperoleh kekebalan komunal. Jadi, dalam situasi sekarang maka angkanya harus di hitung ulang.

Keenam, memperketat pelaksanaan protokol kesehatan 3M  (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) di lingkungan RT/RW, pasar tradisional, swalayan,  transportasi umum  bioskop  dan tempat lainnya.

Ketujuh. Membatasi kegiatan event besar, upacara  keagamaan , kunjungan silaturahmi, perkawinan, memperketat pengawasan aktivitas yang berpotensi besar terjadi penularan di perkantoran.

Adapun, perkantoran yang  masuk Wilayah Pengendalian Ketat (WPK) atau zona merah menjadi dasar penerapan bekerja dari rumah atau work from home hingga 75% dan 25% bekerja di kantor atau work from office (WFO).

Menurutnya, dibutuhkan kewaspadaan terhadap ledakan kasus Covid-19 dan strategi komunikasi baru untuk menumbuhkan kesadaran di masyarakat terkait pentingnya mencegah penularan Covid-19.

Untuk itu, perlu juga melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat.

Baca Juga: Lonjakan kasus COVID-19 saat ini yang tertinggi, masyarakat harus dukung upaya 3T

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News